Museum Petilasan Mbah Maridjan.
Kenangan di Museum Petilasan Mbah Maridjan
Museum ini adalah tujuan pertama dari Tour yang kami ikuti, saat Lava Tour Merapi tahun kemarin.
Sebenarnya ada beberapa museum yang bisa dikunjungi di daerah sini, dan semua tentu saja berhubungan dengan erupsi Merapi tahun 2010 yang begitu kelam.
Musium Petilasan Mbah Maridjan ini menurut saya tertata apik.
Banyak rombongan Jeep peserta tour yang terlihat tetap datang ke Musium ini, meskipun cuacanya mendung.
Saat rombongan saya sudah mau selesai pun, masih masuk rombongan anak-anak sekolah yang jumlahnya sangat banyaaaak…
Pasti mereka sedang Study Tour itu yaa…
Ahhh jadi ingat masa dulu saat sekolahan, study tour itu mentoknya Bandung atau Jogja ya hahaha…. Itupun tempat wisatanya yang mainstream banget…. Tangkuban Perahu, Cihampelas, dan Candi Borobudur.
Hmmm, balik lagi ke cerita Museum…..
Jadi sebenarnya, Museum Petilasan Mbah Maridjan itu apa sih?
Btw, bentar bentaaarr…. sebelum cerita dilanjutkan saya mau nanya, kalian langsung inget Petapa gitu ga sih, kalau denger kata Petilasan 🙂
Saya kok iya yaaa, sambil bayangin Ki Sanak dan Wiro Sableng *Sighhh Umur Langsung Detectable hahaha….
Museum Petilasan Mbah Maridjan
Nah, mari kita mulai cerita sebenarnya.
Museum Petilasan Mbah Maridjan ini erat kaitannya dengan letusan Merapi tahun 2010.
Meskipun sudah terlewat 12 tahun lebih, namun kekelaman dan getirnya penderitaan tentu masih sangat diingat oleh keluarga korban.
Termasuk keluarga Mbah Maridjan, sang juru kunci Gunung Merapi.
Museum Petilasan ini sesungguhnya adalah tempat ditemukannya jenazah Mbah Maridjan, saat terjadi letusan Merapi, pada posisi sedang bersujud.
Singkat cerita, saat Merapi meletus, Mbah Maridjan menolak untuk segera dievakuasi.
Beliau mengatakan ingin sholat Isya dahulu di sini, sebelum evakuasi dilakukan.
Namun takdir berkata lain, wedus gembel datang sangat cepat, saat beliau sedang melaksanakan sholat Isya.
Tim relawan yang akan melakukan evakuasi pun turut menjadi korban.
Mereka adalah Relawan Palang Merah Indonesia dan Wartawan VIVA News.
Desa Kinahrejo saat itu langsung tertutup abu. Pekat dan sangat panas.
Jenazah Mbah Maridjan baru dapat diidentifikasi keesokan harinya, tanggal 27 Oktober 2010.
Hanya tempat inilah yang kemudian menjadi saksi. Begitu banyak kenangan Mbah Maridjan saat detik terakhir masa hidupnya.
Di lokasi musium ini ada beberapa bangunan.
Dua bangunan berdiri sejajar nan kokoh.
Bagi saya, bangunan ini lebih mirip seperti aula terbuka.
Di bagian depan bangunan, tulisan Musium Petilasan Mbah Maridjan bernuansa merah putih terlihat sangat jelas, dan sering digunakan sebagai spot foto bagi para pengunjung.
Museum Petilasan Mbah Maridjan
Ini foto dari jauhnya, sengaja saya fotokan, supaya terlihat jelas pemandangannya.
Ada dua bangunan di sebelah kiri, sebuah pendopo beratap mirip Joglo, dan di belakangnya pendopo ada gardu pandang yang dicat biru..
Luas Museum Petilasan Mbah Maridjan
Sebagian kendaraan pribadi ada yang parkir di halaman ini, namun jeep dan kendaraan umum lain diparkir di lapangan bawah, sebelum masuk ke gerbang Museum Petilasan.
Sisa Barang Erupsi Merapi
Bangunan pertama yang pas berada di belakang tulisan Musium Petilasan Mbah Maridjan ini diisi barang-barang sisa erupsi Merapi tahun 2010.
Termasuk mobil ambulans yang rencananya akan digunakan untuk evakuasi.
Perabotan yang nampak hangus dan tertutup debu ditata di sini.
Sungguh membuat bulu kudung merinding, jika sejenak ikut membayangkan masa itu.
Sisa Letusan Merapi di Museum Petilasan Mbah Maridjan
Di belakang bangunan ini, tersedia beberapa toilet yang sayangnya pintunya tidak bisa dikunci, jadi harus bergantian dengan teman supaya ada yang mengawasi.
Di dalam bangunan pertama, selain barang-barang peninggalan nampak juga dipajang foto-foto saat erupsi terjadi.
Seperti terlihat pada foto saya di bawah ini.
Banner Penjelasan Letusan Merapi
Ada juga banner yang berisikan cerita kronologis kejadian saat erupsi terjadi.
26 Oktober 2010 pukul 17.30, hingga pukul 18.50 saat awan panas menerjang kawasan ini.
Kronologi Peristiwa Letusan Merapi 2010
Al Fatihah untuk Mbah Maridjan dan semua yang turut menjadi korban letusan Gunung Merapi.
Petilasan Mbah Maridjan
Bangunan ke dua adalah ini.
Sebuah bangunan terbuka berlantai hitam, dengan penyangga kayu.
Di sinilah konon tempat Mbah Maridjan ditemukan bersujud.
Tempat Ditemukan Mbah Maridjan Bersujud
Sebagai penanda lokasi ditemukannya Mbah Maridjan, dibuat batu nisan.
Ini yang sering membuat orang salah kira.
Disangkanya, inilah makam Mbah Maridjan.
Di depan nisan terdapat foto Mbah Maridjan dengan ukuran lumayan besar.
Dan di bagian dalam Petilasan inilah, biasanya banyak pengunjung yang ikut berdoa.
Bagian Dalam Museum Petilasan Mbah Maridjan Merapi
Juru Kunci Merapi
Membahas soal Merapi, pasti teringat juga dengan cerita Juru Kunci atau dikenal dengan sebutan Kuncen.
Juru kunci Merapi biasanya adalah utusan dari Keraton Yogyakarta, seorang Abdi Ndalem, yang diangkat oleh Keraton untuk menjalankan tugas tersebut.
Mereka akan membantu keluarga Keraton, saat akan melakukan kegiatan tertentu di Merapi. Seperti misalnya Labuhan Merapi.
Karena konon, sangat erat hubungannya antara ‘penunggu’ Merapi, dengan Keraton Jogja.
Kuncen ini memiliki tanggung jawab besar.
Diantaranya untuk emberi informasi tentang Merapi, dan jalur-jalur mana saja yang aman atau tidak untuk didaki, atau hal-hal lainnya.
Mereka biasanya mengenali tanda-tanda gunung dengan Ilmu Titen. Karena mereka sudah sejak kecil, tinggal di kawasan Merapi.
Tanda-tanda alam jika akan terjadi bencana, biasanya juga sudah diketahui oleh Kuncen, dengan melihat tanda-tanda alamnya.
Sendiko Dhawuh Sang Kuncen Merapi
Pendopo dan Labuh Merapi
Bangunan bentuk Joglo ini adalah Pendopo.
Biasanya disinilah diadakan syukuran Labuhan Merapi setiap tahunnya.
Rakyat sekitar akan ramai berdatangan ke sini, saat dilaksanakan Labuhan Merapi.
Balai Pertemuan di Museum Petilasan Mbah Maridjan
Kalau yang ini Gardu Pandang. Untuk mengamati dan melihat tanda-tanda dari alam dari kejauhan.
Waktu itu saya tidak sempat naik ke atas, padahal ya pengen juga. Namun apa daya, mood sedang tidak bersahabat untuk naik-naik ke atas Gardu 🙂
Gardu Pandang di Museum Petilasan Mbah Maridjan
Kisah Mbah Asih
Saat kami berkunjung ke Museum Petilasan Mbah Maridjan, kami sempat bertemu dengan Mbah Asih.
Mbah Asih ini adalah nama panggilannya.
Nama aslinya Kliwon Suraksohargo Asihono.
Mbah Asih ini adalah anak ke-4 dari Mbah Maridjan dan Mbah Poniran.
Saya lupa, kalau tidak salah mereka itu 6 atau 8 bersaudara, khas orang zaman dulu, anak-anaknya luar biasa banyaknya.
Mbah Asih resmi menjadi pengganti ayahnya, yaitu Mbah Maridjan.
Beliau diangkat sebagai Kuncen Merapi pada tanggal 4 April 2011. Dan masih sebagai Juru Kunci hingga saat ini.
Namun sehari-harinya, Mbah Asih ini ternyata adalah karyawan di Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia (UII). Tepatnya di bagian Akademik.
Ini foto kami bersama Mbah Asih, putra dari Mbah Maridjan.
Mbah Asih Anak Mbah Maridjan Juru Kunci Merapi
Saar kami datang suasananya sangat sepi, namun setelah itu langsung ramai.
Langsung positive vibes bahwa kedatangan kami membuat tempat ini menjadi ramai hahaha…
Foto dahulu deh, sebelum kawasan wisata ini menjadi ramai.
Foto di Museum Petilasan Mbah Maridjan
Pengelolaan Museum Petilasan
Area Petilasan ini dibangun sekitar tahun 2012-an yang lalu.
Keluarga Mbah Maridjan lah yang memiliki inisiatif untuk membuatnya. Sebagai pengingat kepada leluhur.
Di sekitar Musium ini terlihat ada beberapa warung tempat berjualan makanan dan juga oleh-oleh khas Jogja seperti cobek batu.
Pengen sih beli cobek ini, tapi kan bawanya susah yaaa hahaha…
Warung-warung ini dikelola oleh pihak keluarga Mbah Maridjan.
Selain warung, ada juga masjid yang letaknya agak ke atas lokasi musium petilasan ini.
Warung Bu Mursani Asih Anak Mbah Maridjan
Jual Batu Cobek di Museum Petilasan Merapi
Kalau yang jualan kerajinan dari akar-akaran ini saya lupa namanya.
Padahal waktu itu nanya hahaha.
Bapak ini katanya pernah juga masuk acara Kick Andy, karena barang-barang yang dia jual. Unik sih ya memang produknya, Jogja banget!
Berjualannya hanya menggunakan motor saja, seperti terlihat di foto ini.
Jual Kerajinan Akar di Museum Petilasan Mbah Maridjan
Yang menarik perhatian saya sejak awal adalah ini.
Serem banget bentuk bonekanyaaaa, kayak kepala Trollssss…
Ini kalau yang beli dipake buat apaan yak?
Atau mungkin kalau menurut anak-anak ini lucu kali ya, nggak nyeremin.
Tapi kalau buat saya pokoknya serem.
Untung anak-anak saya ga ada yang request beli ini hahaha…
Boneka Kerajinan Akar di Merapi, Serem Nggak Sih Ini?
Review Museum Petilasan Mbah Maridjan
Museum Petilasan Mbah Maridjan ini lokasinya bersih dan terawat.
Tempat wisata memang harus seperti ini ya…
Nyaman banget untuk jadi tempat wisata. Semoga tetap begini seterusnya ya.
Oh iya, biaya masuk sini sudah termasuk biaya Lava Tour Merapi, jadi kami sudah bebas tiket masuk.
Foto Bersama Dulu Sebelum Lanjut Tujuan Berikutnya
Nah naaah, di belakang situ loh Masjidnya yang saya bilang tadi, kelihatan kan dari fotonya.
Jejak kami di Museum Petilasan Mbah Maridjan
Akhirnya selesai juga, tulisan tentang Museum Petilasan Mbah Maridjan.
Jangan lupa baca cerita saya lainnya, tentang berbagai tempat wisata yang jadi tujuan Lava Tour Merapi.
Museum Petilasan Mbah Maridjan
Jogja, 25 Desember 2022
Leave a Reply